Kamis, 11 Agustus 2016

Terapan Komputer Perbankan ( Sistem Terpadu pada Bank BCA )

Sistem Terpadu pada Bank BCA




Analisis Sistem Informasi Manajemen pada Bank BCA
          Bank Cental Asia baru serius menggunakan teknologi informasi sekitar tahun 1989 dengan tujuan untuk membedakan pelayanan dengan bank lain. Untuk itu Bank Cental Asia harus menginvestasikan dana yang besar untuk membangun sistem informasinya. Dengan menggunakan VSAT, BCA mampu menghubungkan antar cabangnya secara on line. Produk  BCA yang selama ini memanfaatkan teknologi informasi meliputi telegraphic tansfer, mail transfer, ATM dan phone banking. Sampai tahun 1995 jumlah ATM BCA mencapai 500 unit. Hal ini berkat kemudahan yang selama ini ditawarkan BCA.
          Sistem informasi BCA juga dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang. Penjurnalan pembukuan sekarang dilakukan secara otomatis, begitu  juga pemindahan antar rekening. Dengan demikian pekerjaan para auditor menjadi lebih ringan. Kehadiran Local Area Network (LAN) digunakan untuk pendistribusian data entry dan pemrosesan transaksi. Pada hari-hari sibuk tak kurang dari 1 juta transaksi harus diproses. Sedangkan fasilitas e-mail digunakan untuk mempermudah komunikasi antar cabang. Pada masa sekarang agar suatu perusahaan tetap mampu survive di tengah jaman  yang terus menerus berubah secara cepat seperti sekarang ini, salah satu kata kuncinya  menurut Thurow (1997) adalah adaptif. Hal ini disebabkan perubahan jaman akan  membawa  pula perubahan pada sifat masyarakat dan tentu saja pada sifat dunia ekonomi secara  khusus.
          Agar perusahaan mampu selalu adaptif terhadap perubahan yang muncul, maka perusahaan harus mempersiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Untuk itu perusahaan harus mempunyai berbagai data dan informasi tentang segala sesuatu yang ada di sekitar perusahaan. Dengan data-data yang ada tersebut, perusahaan dapat  membuat berbagai macam alternatif skenario strategi. Selanjutnya dengan pengolahan informasi yang terus menerus dari data yang masuk dari hari ke hari, perusahaan dapat melakukan analisis atas alternatif-alternatif skenarionya, untuk mencapai skenario terbaik bagi pelaksanaan kegiatan di waktu-waktu mendatang, demikian seterusnya. Hal seperti ini tentu saja memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang baik.

E-Commerce pada Bank BCA
          Pengguna internet di Indonesia dan di seluruh dunia dalam satu dasawarsa terakhir, mengalami perkembangan sangat pesat. Bahkan kini, internet telah menjadi sarana bisnis dan digunakan lebih dari 1,5 miliar orang di dunia. Pesatnya jumlah pengguna internet, memacu PT. Bank Central Asia.Tbk (BCA) meluncurkan E-Commerce BCA, yakni sebuah layanan pemrosesan transaksi online kartu kredit diwebsite merchant BCA.
          Layanan E-Commerce BCA dirancang untuk memenuhi kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market yang lebih luas. Melalui layanan E-Commerce BCA, paramerchant dapat memiliki online payment processing menu pada website mereka serta dilengkapi layanan penyelesaian transaksi settlement. Untuk memberikan layanan E- Commerce ini, BCA didukungMasterCard internet Gateway Service (MiGS) sebagai payment gateway yang memberikan solusi pembayaran komprehensif. Pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan di website merchant dengan menggunakan kartu kredit MasterCard ataupun Visa, dapat diproses melalui fasilitas E-Commerce BCA.
          E-Commerce BCA terlihat dari item pelayanan yang terdapat pada I-Banking bank BCA terdapat 10 Service yang bisa digunakan oleh nasabahnya, yaitu: Pembelian, Pembayaran, Transfer Dana, Informasi Rekening, Informasi Kartu Kredit, Informasi Lainnya, Status Transaksi, Historis Transaksi, Administrasi, dan E-mail.

Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi yang Dimiliki Bank BCA
          Dengan klik BCA, menyediakan bagi individu maupun pemilik bisnis berbagai layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing melalui Internet. Sementara itu, bagi mereka yang selalu bepergian, disediakan jasa mobile banking melalui saluran-saluran m-BCA, SMS Top Up BCA, BCA by Phone dan Halo BCA. BCA telah mengembangkan infrastruktur broadband nirkabel untuk menjamin komunikasi data berkecepatan tinggi di antara kantor pusat dan kantor-kantor cabang.
          Di tanggal 31 Maret 2010, para nasabah BCA dapat menghubungi 889 kantor cabang di seluruh Indonesia di samping dua kantor perwakilan di Hong Kong dan Singapura. Jasa-jasa khusus bagi pelanggan premium BCA Prioritas BCA juga tersedia di 130 kantor cabang. Di tingkat international, kami bekerja sama dengan lebih dari 1.831 bank koresponden di 108 negara guna menyediakan jasa-jasa seperti Perintah Pembayaran (Payment Order).

Intranet dan Ekstranet
          Intarnet adalah jaringan komputer-komputer yang saling tersambung digunakan suatu sistem organisasi. Atau bisa dikatakan Intranet adalah LAN yang menggunakan standar komunikasi dan segala fasilitas Internet, diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. umumnya juga terkoneksi ke Internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan data dengan jaringan Intranet lainnya (Internetworking) melalui backbone Internet.
          Ekstranet merupakan Penerapan teknologi internet dalam ruang lingkup beberapa perusahaan yang merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan.
          Penggunakan sistem informasi manajemen dalam operasional Bank BCA ini menghasilkan sesuatu yang positif demi kelangsungan berjalannya sistem perbankan, dampak positif tersebut diantaranya:
  1. Sistem informasi meningkatkan efisiensi dan produktivitas cabang
  2. Memudahkan komunikasi antar cabang dengan adanya fasilitas E-mail
  3. Layanan E-Commerce BCA berdampak positif bagi kebutuhan para merchant dalam meningkatkan penjualan dan menggarap potensial market yang lebih luas
  4. Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya manusia yang sangat terlatih, BCA telah berhasil memperluas jaringannya baik jaringan konvensional maupun elektronis untuk memberikan pengalaman perbankan yang paling nyaman bagi para nasabah
  5. Kemudahan Nasabah dalam Mengaksses informasi: Bank BCA telah memakai teknologi yang strategis, dan penggunaan teknologi yang canggih secara tepat telah menjadi unsur penting dalam kekuatan kompetitif Bank BCA. Dengan teknologi ini, Bank BCA mengupayakan kemudahan nasabah Bank BCA untuk mengakses informasi tentang apa saja mengenai Bank BCA, sehingga nasabah dengan mudahnya memperoleh informasi yang mereka ingnkan tersebut.
  6. Dengan sistem intranet dan ekstranet yang diterapkan BCA. Sebagai contoh, melalui layanan I-Banking BCA atau melalui ATM BCA para nasabah dapat secara langsung membayar rekening listrik atau telepon tanpa harus mendatangi PLN atau pun Telkom.
          Selain dampak positif, dampak negatif akan ditimbulkan oleh penggunaan SIM pada Bank BCA, ini biasanya terjadi diantaranya Bank BCA akan kehilangan kepercayaan dari para konsumen yang disebabkan karena berbagai macam :
  1. Diantaranya penggunaan teknologi internet yang kerap dengan namanya pembobolan sistem oleh seorang hacker, pembobolan sistem informasi manajemen ini bisa berlangsung dan berdampak yang besar bagi perusahaan karena sumber-smber informasi penting telah dicuri,
  2. Yang kedua, Bank BCA bisa kehilangan kepercayaan dari para pelangan karena kesalahan sistem pada website miliknya, biasanya karena website yang kurang diupdate atau karena gangguan sistem, sehingga konsumen akan kesulitan untuk mendapatkan informasi yang jelas serta up to date dari Bank BCA. Padahal informasi ini sangat penting untuk menarik para konsumen.
  3. Yang terakhir dampak negatif dari penggunaan sistem informasi manajemen pada Bank BCA adalah kerugian yang tidak terduga, disebabkan oleh ganguan yang disebabkan secara sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik. Ekstranet merupakan Penerapan teknologi internet dalam ruang lingkup beberapa perusahaan yang merupakan mitra satu sama lain, dengan kata lain Menghubungkan ke perusahaan partner dan supplier membutuhkan biaya yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi pula. Selain itu, dibutuhkan sering terjadi masalah dengan kompatibilitas device yang digunakan tiap perusahaan, ini merupakan dampak negative yang ditimbulkan pada penggunaan system informasi manajemen pada Bank BCA.

Terapan Komputer Perbankan ( Sejarah dan Visi Misi Bank BCA )

Bank Central Asia ( BCA )




          PT Bank Central Asia Tbk ( BCA ) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan namaBank Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Group. Sekarang bank ini dimiliki oleh salah satu grup perusahaan rokok terbesar di dunia, Djarum.

Sejarah
          BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
          Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.
          Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000.
          Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publikPenawaran Saham Perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.
          Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

Visi dan Misi
          Kenyamanan, keamanan, dan keandalan adalah prioritas utama kami saat memberikan layanan finansial bagi seluruh nasabah BCA. Kami bertekad untuk terus menjadi pemimpin di industri perbankan nasional yang berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.
VISIMISI
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
  • Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
  • Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
  • Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
Pemegang Saham
Komposisi pemegang saham pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut:
  • FarIndo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Farallon Capital Management LLC (Bambang Hartono danRobert Budi Hartono) - 47,15%
  • Anthony Salim - 1,76%
  • Saham dibeli kembali PT Bank Central Asia Tbk (treasury stock) - 1,18%
  • Masyarakat - 49.94%

Dewan Komisaris dan Direksi
Daftar Dewan Komisaris dan Direksi untuk masa jabatan mulai 16 Mei 2012 hingga 2016:
Dewan Komisaris
1Presiden KomisarisDjohar Emir Setijoso
2KomisarisTonny Kusnadi
3KomisarisCyrillus Harinowo*
4KomisarisSigit Pramono*
5KomisarisRaden Pardede*
Dewan Direksi
1Presiden DirekturJahja Setiaatmadja
2Wakil Presiden DirekturEugene Keith Galbraith
3DirekturDhalia Mansor Ariotedjo
4DirekturAnthony Brent Elam
5DirekturSubur Tan
6DirekturSuwignyo Budiman
7DirekturRenaldo Hector Barros
8DirekturHenry Koenaifi
9DirekturArmand Wahyudi Hartono
10DirekturErwan Yuris Ang
juga adalah Komisaris Independen

Terapan Komputer Perbankan ( Pengertian Perbankan )

Perbankan

      Perbankan adalah lembaga keungan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan nasional.  Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan.

Jasa Perbankan

         Jasa perbankan diberikan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain sebagai berikut:
     
  • Jasa setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah
  • Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun, atau hadiah
  • Jasa pengiriman uang (transfer)
  • Jasa penagihan (inkaso)
  • Kliring
  • Penjualan mata uang asing
  • Penyimpanan dokumen
  • Jasa cek wisata
  • Kartu kredit
  • Jasa-jasa yang ada di pasar modal, seperti pinjaman emisi dan pedagang efek.
  • Jasa Letter of Credit (L/C)
  • Bank garansi dan referensi bank
  • Jasa bank lainnya.


Bank


           Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

        Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

       Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau Italia banca yang berarti bangku. Para bankir Florence pada masa Renaissans melakukan transaksi mereka dengan duduk di belakang meja penukaran uang, berbeda dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk sambil bekerja.

        Menurut UU No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan girotabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:
  1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
  2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
  3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
  4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
  5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

      Terlepas dari fungsi - fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.

Sejarah
         Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu duabelas hari.
       Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di AsiaAfrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaranuang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dnegan kerajaan yang lain. 
         Kegiatan penukaran ini sekarang di kenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Jenis - Jenis Bank dan Fungsinya
          Tiga kelompok utama Institusi keuangan - bank komersial, lembaga tabungan, dan credit unions - yang juga disebut lembaga penyimpanan karena sebagian besar dananya berasal dari simpanan nasabah. Bank-bank komersial adalah kelompok terbesar lembaga penyimpanan bila diukur dengan besarnya aset.[butuh rujukan] Mereka melakukan fungsi serupa dengan lembaga-lembaga tabungan dan credit unions, yaitu, menerima deposito (kewajiban) dan membuat pinjaman ( Namun, mereka berbeda dalam komposisi aktiva dan kewajiban, yang jauh lebih bervariasi).
        Perbandingan konsentrasi aset ukuran bank, menunjukkan bahwa konsolidasi perbankan tampaknya telah mengurangi pangsa aset bank paling kecil (aset di bawah $ 1 miliar).[butuh rujukan] Bank-bank ini - dengan aset dibawah $ 1 milliar - cenderung mengkhususkan diri pada ritel atau consumer banking, seperti memberikan hipotek perumahan, kreditkonsumen dan deposito lokal. Sedangkan aset bank yang relatif lebih besar (dengan aset lebih dari $ 1 miliar), terdiri dari dua kelas adalah bank regional atau super regional. Mereka terlibat dalam grosir yang lebih kompleks tentang kegiatan komersialperbankan, meliputi kredit konsumen dan perumahan serta pinjaman komersial dan industri (D & I Lending), baik secara regional maupun nasional. 
              Selain itu, bank-bank besar memiliki akses untuk membeli dana (fund) - seperti dana antar bank atau dana pemerintah (federal funds)- untuk membiayai pinjaman dan kegiatan investasi mereka. Namun, beberapa bank yang sangat besar memiliki sebutan yang berbeda, yaitu Bank Sentral. Saat ini, lima organisasi perbankan membentuk kelompok Bank Sentral,yaitu: Bank New York , Deutsche Bank( melalui akuisisi bankir-bankir saling mempercayai), CitigroupJP Morgan , dan Bank HSBC di Amerika Serikat. Namun, jumlahnya telah menurun akibat megamergers. Penting untuk diperhatikan bahwa, aset atau pinjaman tidak selalu menjadi indikator suatu bank adalah bank sentral. Tapi, gabungan dari lokasi dengan ketergantungan pada sumber nondeposit atau pinjaman dana.

Minggu, 24 Januari 2016

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
   Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan dua system yakni system pengeluaran kas menggunakan cek dan system pengeluaran kas dengan uang tunai melalui system dana kas kecil. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek ( biasanya karena jumlah relative kecil). Dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu diantara 2 sistem : fluctuating-fund-balance system dan imprest system

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS DENGAN CEK
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:
1)        Pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud
       oleh pihak pembayar.
2)   Pengeluaran kas dengan cek direkam juga oleh bank yang secara periodic mengirimkan rekening Koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening Koran bank inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan yang direkam dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3)       Jika system perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer.Pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakan cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran.
A.       Dokumen yang Digunakan
Adapun  Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1)        Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen. Disamping itu dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.
2)        Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada 2 pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran
ü  Check issuer  membuat cek atas nama
ü  Check issuer  membuat cek atas unjuk
3)        Permintaan cek

B.       Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1)        Jurnal pengeluaran kas
Dokumen sumber yang digunakan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. Dalam pencatatan utang dengan account payable system,  untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas.
2)        Register cek
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain. Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system, transaksi untuk mencatat transaksi pembelian digunakan 2 jurnal yaitu register bukti kas keluar dan register cek.

C.       Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam system akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1)        Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi ini mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang). Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.Jika perusahaan menggunakan voucher payable systembagian utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan bagian kasa mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2)        Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
3)        Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas :
·           Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
·           Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek
·   Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
·    Melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar
4)        Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk :
·    Melakukan penghitungan kas secara periodic dan mencocokan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar)
·     Melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodic.

D.       Unsur Pengendalian Intern
1)        Organisasi
a)        Fungsi penyimpanan kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi.
Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan, agar data akuntasnsi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin keandalannya. Dengan pemisahaan ini, catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.
b)     Transaksi Pengeluaran Kas Tidak Boleh Dilaksanakan Sendiri Oleh Bagian Kas Sejak awal Sampai Akhir, Tanpa Campur Tangan dari Fungsi Yang Lain.
Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari fungsi agar tercipta adanya Internal Check. Dalam transaksi kas, bagian kasa adalah pemegang fungsi penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas. Dengan pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu fungsi ini, kas perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dapat dijamin ketelitian dan keandalannya.
2)        System Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a)        Pengeluaran Kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang berwenang.
Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berewenag dengan menggunakan dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan berkurang dan catatan akuntansi dimutakhirkan.
b)       Pembukaan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan Persetujuan dari Pejabat Yang berwenang.
Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pembukuan dan penutupan rekening bank mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak. Jika terjadi pembukaan dan penutupan rekening giro perusahaan di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang berwenang, akan terbuka kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke rekening yang giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.
c)        Pencatan dalam Jurnal Pengeluaran Kas ( atau dalam Metode Pencatatan Tertentu dalam Register cek) Harus Didasarkan atas Bukti Kas Keluar yang telah Mendapat Otorisasi dari Pejabat Yang Berwenang dan Dilampiri Dengan Dokumen Pendukung Yang Lengkap.
System pengendalian intern mengharuskan setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang telah diproses melalui system otorisasi yang berlaku.
3)        Praktek Yang Sehat
a)    Saldo Kas Yang Ada di Tangan Harus Dilindungi dari Kemungkinan Pencurian atau Penggunaan Yang Tidak Semestinya.
Dalam system kas seperti ini yang digambarkan di atas, saldo kas yang di tangan adalah berupa dana kas kecil dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari piutang yang belum disetor ke bank (unde-po-sited cash receipts). Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian dengan cara menyimpannya dalam lemari besi dan menempatkan kasir di suatu ruangan terpisah.
b)      Dokumen Dasar dan Dokumen Pendukung Transaksi Pengeluaran Kas Harus Dibubuhi Cap “Lunas” oleh Bagian Kasa Setelah Transaksi Pengeluaran Kas Dilakukan.
Dalam transaksi pengeluaran kas, bukti kas keluar dibuat oleh fungsi akuntansi ( bagian Utang) setelah dokumen pendukungnya lengkap. Bukti kas keluar ini merupakan dokumen perintah pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan. Oleh karena itu, untuk menghindari penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu kali sebagai dasar prmbuatan bukti kas keluar, fungsi keuangan harus membubuhkan cap “lunas” pada bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya, segera setelah pengiriman cek kepada kreditur dilakukan.
c)    Penggunaan Rekening Koran Bank ( Bank Statement) yang merupakan informasi dari Pihak Ketiga, untuk Mengecek Ketelitian Catatan Kas Oleh Fungsi Yang TIdak Terlibat dalam Pencatatan dan penyimpanan Kas.
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dicatat dalam register cek dan jurenal penerimaan kas, dalam system kas dapat dirancang penggunaan rekening Koran bank sebagai alat untuk mengawasi catatan kas perusahaan. Rekening Koran bank yang diterima secara periodic oleh perusahaan digunakan untuk mengecek ketelitian register cek dan jurnal penerimaan kas dalam kegiatan yang disebut rekonsiliasi bank. System pengendalian intern mengharuskan rekonsiliasi bank dilakukan oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan pihak yang tidak menyelenggarakan catatan kas dan tidak memegang fungsi penyimpanan kas.
d)       Semua Pengeluaran Kas Harus Dilakukan Dengan Cek atas Nama Perusahaan Penerima Pembayaran Atau dengan Pemindahbukuan.
Pembayaran dengan cek dapat dilakukan dengan dua cara : dengan menuliskan kata tunai dan dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju. Cek atas unjuk yaitu cek tersebut dapat diuangkan oleh siapa saja yang dapat menyerahkan (menunjukkkan) cek tersebut ke bank. Cek atas nama yaitu cek yang hanya dapat diuangkan oleh orang atau perusahaan yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Pembayaran melalui bank dapat pula dilakukan dengan pemindahbukuan dana dari rekening giro perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima. Pembayaran dengan menggunakan cek atas nama dengan cara pemindahbukuan ini dilakukan agar perusahaan memperoleh kepastian bahwa kas yang dikeluarkan ini sampai ke alamat yang dituju ( tidak ke tangan pribadi penagih atau karyawan perusahaan penerima).
e)      Jika Pengeluaran Kas Hanya Menyangkut Jumlah yang Kecil, Pengeluaran ini Dilakukan Melalui Dana Kas Kecil, yang Akuntansinya Diselenggarakan dengan Imprest System.
Agar catatan akuntansi kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan jasa pihak luar yang bebas setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus melibatkan bank. Untuk itu, setiap penerimaan kas harus segera disetor penuh ke bank, dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek ( karena jumlahnya relative kecil) dilakukan melaui dana kas kecil yang penyelenggaraannya dengan Imprest system.
f)     Secara Periodik Diadakan Pencocokan Jumlah Fisik Kas yang Ada Di Tangan dengan Jumlah Kas Menurut Catatan.
Penghitungan fisik kas (cash Count) yang ada di tangan perusahaan harus dilakukan secara periodic untuk mencegah karyawan perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan penggunaan kas. Penghitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank dan saldo dana kas kecil yang ada di tangan perusahaan pada saat tertentu. Jumlah kas yang belum disetor ke bank pada saat perhitungan fisik kas dicocokkan dengan jumlah kas yang diterima oleh perusahaan menurut jurnal penerimaan kas. Besarnya saldo dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo dana kas kecil yang dibentuk menurut keputusan Direktur Keuangan dikurangi dengan jumlah dana kas kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.
g)   Kas Yang Ada di Tangan (Cash in Safe) Dan Kas yang Ada di Perjalanan (Cash in Transit) Diasuransikan dari Kerugian.
Jika kas yang ada di tangan edan kas yang ada di perjalanan jumlahnya relative besar, sehingga diperkirakan akan timbul kerugian yang besar jika terjadi perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk menghindari risiko kerugian tersebut.
h)       Kasir Diasuransikan (Fidelity Bond Insurance).
Untuk menghindari kerugian akibat penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpan kas, karyawan tersebut perlu diasuransikan. Fidelity bond Insurance menjamin penggantian atas kerugian yang timbul sebagai akibat penyelewengan yang dilakukan oleh kasir.
i)        Kasir Dilengkapi Dengan Alat-alat yang Mencegah Terjadinya Pencurian Terhadap Kas Yang Ada di Tangan ( misalnya Mesin Register Kas, Almari Besi,dan Strong Room).
Untuk menjaga fisik kas yang ada di tangan, bagian kasa harus diberi perlengkapan yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan bagian kasa dalam suatu ruangan yang tidak setiap karyawan diperkenenkan melakukan akses kedalamnya, tanpa izin dari pejabat yang berwenang. Mesin register kas, almari besi, dan strong room merupakan perlengkapan yang biasanya disediakan bagi bagian kasa untuk melindungi kas yang ada di perusahaan.
j)         Semua Nomor Cek Harus Dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa.
Karena formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa karena bagian ini bertugas untuk mengisi cek (berdasarkan bukti kas keluar yang diterbitkan oleh fungsi pencatat utang ) dan memintakan otorisasi atas cek tersebut.

SISTEM DANA KAS KECIL
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk pengeluaran kas dengan uang tunai dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu :
1)        Sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system)
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
·      Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
·      Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
·     Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.
2)        Imprest System
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut:
·       Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil. Saldo rekening Dana Kas Kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo tersebut dinaikkan atau dikurangi.
·        Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal.
·    Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening Biaya dan mengkredit rekening Kas.
Dalam metode imprest system dan sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur, yaitu :
a.         Prosedur pembentukan dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat keputusan dari direktur keuangan mengenai jumlah dana yang disisihkan ke dalam dana kas kecil dan tujuan pembentukan dana tersebut.
b.        Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil dimulai dengan adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai yang ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas kecil berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil dengan membuat pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil dalam formulir bukti pengeluaran kas kecil yang dilampiri dengan bukti-bukti pendukungnya.
c.         Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Jika dana kas kecil sudah menipis saldonya, pemegang dana kas kecil mengisi formulir permintaan pengisian kembali kas kecil. Formulir ini dilampiri dengan bukti-bukti pendukungnya dan dikirimkan ke Bagian Utang untuk diproses dalam pengisian kembali dana kas kecil.

A.       Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah sebagai berikut:
1)        Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam system dana kas kecil, dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dan pengisian dana kas kecil.

2)        Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil olehnya.

3)        Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggung jawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan kepada pemegang dana kas kecil. Dalam imprest system, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya yang disimpan dalam arsip oleh pemegang dana kas kecil untuk keperluan pengisian kembali dana kas kecil.

4)        Permintaan Pengisian Kembali Dana Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada Bagian Utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil. Dalam imprest system, jumlah yang diminta untuk pengisian kembali dana kas kecil adalah sebesar jumlah uang tunai yang dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip pemegang dana kas kecil. Sedangkan dengan fluctuating fund balance system, pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan pada jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran kas kecil, namun sesuai dengan kebutuhan pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh pemegang dana kas kecil.

B.       Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah :
1)        Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat pngeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan dalam pengisian kembali dana kas kecil.
2)        Register cek.
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

C.       Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil.
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.

D.       Fungsi yang Terkait
1)        Fungsi kas.
Dalam sistem dana kas kecil, fugsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kebali dana kas kecil.
2)        Fungsi Akuntansi.
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertnggung jawab atas:
a.         pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan
b.        pencatan transaksi pembentukan dana kas kecil
c.       pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek
d.     pencatatan pengeluaran danakas kecil dalam jurnal pengeluaran  dana kas kecil (dalam fluctuating-fund-balance system)
e.  pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.
3)        Fungsi pemegang dana kas kecil.
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dngan otorisasi dari pejabat tertenyu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
4)        Fungsi pemeriksa intern.
Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan dana kas kecil (cash count) secara periodic dan pencocokan hasil penghitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana kas kecil yan ada di tangan pemegang dana kas kecil.

E.       Bagan Alir  Dokumen Dana Kas Kecil
1)        Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil
Prosedur pembentukan dana kas kecil dengan imprest system tidak berbeda dengan prosedur pembentukan dana kas kecil dengan fluctuating –fund-balance system. Bukti kas kas keluar dilampiri dengan surat  keputusan pembentukandana kas kecil diserahkan ole Bagian Utang ke Bagian Kasa. Berdasarka bukti kas keluar tersebut,Bagian Kasa  membuat cek atas nama dan memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahka kepada pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada Bagian Jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh Bagian Kasa.
2)        Prosedur Permintaan dan Pertanggug jaaban Pengeluaran Dana Kas Kecil
Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil dengan imprest system sedikit berbeda dngan prosedur permintaan dan pertangungjawaban pengeluaran dana kas kecil dengan fluctuating-fund-balance system. Dalam imprest system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam catatan akuntansi.pemegang dana kas kecil hanya mengarsipkan dokumen permintaan pengeluaran kas kecil menurut abjad nama pemakai dana kas kecil.jika pengeluaran kas kecil telah dipertanggungjawabkan oleh pemakai dana kas kecil, pemegang dana kas kecil mengarsipkan bukti pengeluaran kas kecil yang dilampiri dengan permintan pengeluaran kas kecil dan dokumen pendukungnya.Dokumen-dokumen ini dikumpulkan untuk dipakai sebagai dasar permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah dana yang telah dikeluarkan.
3)        Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Prosedur pengisian kembali dana kas kecil dalam imprest system sedikit berbeda dengan prosedur yang sama dalam fluctuating fund balance system. Pengisian kembali dana kas kecil dalam imprest system didasarkan atas jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan menurut bukti pengeluaran kas kecil, sedangkan dalam fluctuating fund balance system didasarkan atas taksiran jumlah uang tunai yang diperlukan oleh pemegang dana kas kecil, disamping itu pengisian kembali dana kas kecil dalam imprest system dicatat dengan mendebit rekening biaya, sedangkan dalam fluctuating fund system dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

Kasus yang Terkait dari Faktor Ekonomi, Biologis, Sikologis, dan Budaya

1. Faktor Psikologis Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubung...