Kamis, 10 Januari 2019

Kasus yang Terkait dari Faktor Ekonomi, Biologis, Sikologis, dan Budaya

1. Faktor Psikologis

Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubungan dengan pola pikir masyarakat atau anggota masyarakat yang berhubungan dengan tatanan kehidupan sosial. Misalnya, adanya gerakan separatis, adanya pemahaman aliran sesat atau penyimpangan terhadap suatu agama yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat.
Walaupun banyak aliran yang sudah dibubarkan, tetapi masih banyak aliran-aliran baru yang muncul dalam masyarakat yang dapat tergolong sebagai masalah sosial saat ini. Hal ini sulit untuk di selesaikan karena menyangkut dengan keyakinan sehingga lebih dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang bijak, dengan beberapa timbulnya masalah sebagai berikut:
·          Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor psikologis dapat mudah terjadi apabila psikologis suatu masyarakat sangatlah lemah. Faktor ini juga muncul ketika beban hidup dirasa sangat berat bagi anggota masyarakat, seperti menumpuk nya pekerjaan yang menimbulkan stress sehingga dapat memicu luapan emosi yang berakibat munculnya konflik antar anggota masyarakat.
·         Masalah sosial ini biasa terjadi di lingkungan perkotaan.

Contoh : gerakan separatis, pemahaman aliran sesat atau penyimpangan terhadap suatu agama yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat.




2. Faktor Budaya

Selain hal positif yang dapat ditimbulkan dalam perkembangan kebudayaan dalam masyarakat, tetapi ternyata perkembangan kebudayaan ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab masalah sosial muncul. Faktor ini juga disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial yang di akibatkan oleh adanya perubahan sosial dan pola pengertian masyarakat multikultural. Masalah sosial muncul karena adanya perbedaan yang medalam antara nilai atau unsur dalam masyarakat dengan realita yang ada. Ketidak sesuaian ini yang dapat membahayakan kehidupan dalam bermasyarakat, karena dapat menimbulkan gangguan dalam hubungan sosial, dan sering muncul dalam remaja sebagai berikut:
Masalah sosial yang sering muncul dalam masyarakat adalah kenakalan remaja. Hal ini biasa di dasarkan pada gagal nya para remaja dalam proses perkembangan psikis, fisik, dan emosi.
Hal ini juga dapat terjadi karena adanya trauma dari masa lalu, seperti tindakan kurang menyenangkan yang didapat dari lingkungannya.
Kondisi ekonomi juga dapat menimbulkan trauma yang menimbulkan perasaan rendah diri. Perkembangan budaya asing dalam masyarakat juga menjadi salah satu faktor kenakalan remaja melalui tindakan meniru budaya asing yang negatif.
Oleh sebab itu sikap saling menghormati terhadap perbedaan budaya dan menjadi anggota masyarakat yang berfikir secara terbuka sangat penting dalam pencegahan munculnya masalah sosial dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh faktor budaya. Selain itu, dibutuhkan juga penyuluhan sosial yang mencukupi, karena peran nilai dan norma dalam proses sosialisasi adalah penting adanya untuk mencegah terjadinya masalah sosial. Faktor ini juga harus mendapatkan perhatian khusus karena kebudayaan suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan atau perilaku masyarakatnya.
Contoh : kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi gender, dan bahkan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara.




3. Faktor Biologis

Faktor biologis disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan yang menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis dalam masyarakat. Kurangnya fasilitas kesehatan yang layak dan susahnya akses pendidikan maupun ekonomi juga menjadi faktor pendukung terjadinya masalah sosial dalam masyarakat karena faktor biologis. Masalah sosial yang muncul seperti gizi buruk, virus penyakit baru, maupun penyakit menular. Penyakit menular dapat menjadi sebuah masalah sosial ketika penyakit tersebut sudah menular disuatu masyarakat atau wilayah, seperti wabah ebola, HIV, H2N1, malaria, dan lain sebagainya.

Sifat dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu berusaha untuk mempertahankan diri juga merupakan faktor biologis yang menyebabkan munculnya masalah sosial. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor biologis dapat di cegah dengan peningkatan fasilitas-fasilitas kesehatan, penyuluhan kesehatan tentang pola hidup sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Penyediaan lapangan kerja dan fasilitas pendidikan juga dapat menjadi solusi tambahan.
Contoh :
·         Penyakit Menular
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang (penderita).
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
·         Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit yang mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai jamur.
Onset gejala dan tingkat keparahan tergantung pada waktu yang infeksi yang diperlukan untuk kalikan dan memegang. Kali ini disebut periode inkubasi-nya. Ada lebih dari 250 penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal ini karena kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan rawat inap. Penyebab adalah terutama dua-organisme menular dan racun. Keracunan makanan dapat diklasifikasikan menurut keparahan dan awal.




4. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab munculnya masalah sosial di masyarakat. Faktor ini biasa dikaitkan dengan pendapatan individu yang dapat mengacu pada kesenjangan sosial dalam masyarakat. Ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, maupun pendidikan dapat mendorong munculnya masalah sosial dalam lingkungannya. Faktor ekonomi penyebab munculnya masalah sosial dalam masyarakat bisa meliputi kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan angka penduduk, dan lain sebagainya. Dalam hal ini biasanya pemerintah lah yang harus bertanggung jawab, karena pemerintah dianggap gagal dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan mencegah terjadinya kesenjangan sosial.
Hal tersebut diatas juga berpeluang besar dalam menimbulkan tindak kriminalitas dalam masyarakat. Ketidakmampuan atau kekurangan ekonomi dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat sebagai pembenaran dalam melakukan tindak kriminalitas. Ditambah lagi dengan terjadinya krisis global dan maraknya PHK oleh banyak perusahaan maupun pabrik dimana-mana juga memicu terjadinya tindak kriminalitas. Hal ini disebabkan karena anggota masyarakat sulit untuk mencari pekerjaan pengganti untuk membangun kehidupan yang layak. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan maju atau tidaknya suatu negara. Selain itu faktor ini juga dapat mempengaruhi masalah sosial yang disebabkan oleh aspek psikologis dan biologis.
Contoh : kemiskinan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Kemiskinan merupakan masalah global yang dapat terjadi karena adanya keadaan dimana kurangnya lapangan pekerjaan, minimnya alat pemenuhan kebutuhan dasar, maupun sulitnya akses terhadap pendidikan. Kemiskinan juga dapat dijadikan sebagai penunjang atau alat ukur faktor ekonomi penyebab masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

Penjelasan point-point dari control objectives and controls (TabelA1), yang terdapat dalam ISMS ISO 27001 – 2005

A.5 Security policy
Bertujuan memberikan arahan manajemen dan dukungan untuk keamanan informasi sesuai dengan bisnis persyaratan dan undang-undang dan peraturan yang relevan, serta kebijakan keamanan informasi harus disetujui oleh
manajemen, dan dipublikasikan dan dikomunikasikan kepada semua karyawan
dan pihak eksternal yang relevan, dan Kebijakan keamanan informasi harus ditinjau ulang sesuai rencana interval atau jika terjadi perubahan signifikan untuk memastikan kelanjutannya kecocokan, kecukupan, dan efektivitas.

A.6 Organisasi keamanan informasi
A.6.1
Organisasi keamanan Infomasi di bagi menajdi 8 bagian yaitu  :
1. Komitmen manajemen untuk informasi keamanan
Manajemen harus secara aktif mendukung keamanan dalam organisasi melalui arah yang jelas, menunjukkan komitmen, eksplisit tugas, dan pengakuan keamanan informasi tanggung jawab.
2. Koordinasi keamanan informasi
Kegiatan keamanan informasi harus dikoordinasikan oleh perwakilan dari berbagai bagian organisasi dengan relevan peran dan fungsi pekerjaan.
3. Alokasi informasi tanggung jawab keamanan
Semua tanggung jawab keamanan informasi harus ditetapkan secara jelas.
4. Proses otorisasi untuk memproses informasi fasilitas
Proses otorisasi manajemen untuk informasi baru fasilitas pengolahan harus didefinisikan dan diimplementasikan.
5. Perjanjian kerahasiaan
Persyaratan untuk kerahasiaan atau perjanjian kerahasiaan mencerminkan kebutuhan organisasi untuk perlindungan informasi harus diidentifikasi dan ditinjau secara berkala.
6. Kontak dengan pihak berwenang
Kontak yang sesuai dengan otoritas yang relevan harus dijaga.
7. Kontak dengan minat khusus kelompok
Kontak yang sesuai dengan kelompok minat khusus atau spesialis lainnya forum keamanan dan asosiasi profesional harus dipelihara.
8. Ulasan independen informasi keamanan
Pendekatan organisasi untuk mengelola keamanan informasi dan pelaksanaannya (yaitu tujuan kontrol, kontrol, kebijakan, proses, dan prosedur untuk keamanan informasi) ditinjau secara independen pada interval yang direncanakan
A.6.2. External parties
1. Identifikasi risiko yang terkait Mengatasi keamanan saat
2. Berurusan dengan pelanggan kepada pihak eksternal
3. Mengatasi keamanan di urutan ketiga perjanjian partai

A.7 Asset Management
Semua aset harus diidentifikasi secara jelas dan inventarisasi serta aset dibuat dan dipelihara. Semua informasi dan aset yang terkait dengan pemrosesan informasi fasilitas harus 'dimiliki3' oleh bagian yang ditunjuk organisasi. Aturan untuk penggunaan informasi dan aset yang dapat diterima terkait dengan fasilitas pemrosesan informasi harus diidentifikasi, didokumentasikan, dan diimplementasikan. Informasi harus diklasifikasikan menurut nilainya, legal persyaratan, kepekaan dan kekritisan terhadap organisasi. Serangkaian prosedur yang tepat untuk pelabelan informasi dan penanganan harus dikembangkan dan diimplementasikan sesuai dengan skema klasifikasi yang diadopsi oleh organisasi

A.8 Human resources security
Sebagai bagian dari kewajiban kontrak mereka, karyawan, kontraktor dan pengguna pihak ketiga harus menyetujui dan menandatangani syarat dan ketentuan kontrak kerja mereka, yang harus menyatakan tanggung jawab mereka dan organisasi untuk keamanan informasi, semua karyawan organisasi dan, jika relevan, kontraktor dan pengguna pihak ketiga harus menerima pelatihan kesadaran yang sesuai dan pembaruan rutin dalam kebijakan dan prosedur organisasi, yang relevan untuk fungsi pekerjaan mereka, kemudian hak akses semua karyawan, kontraktor dan pengguna pihak ketiga untuk fasilitas informasi dan pengolahan informasi harus dihapus pada saat pemutusan hubungan kerja, kontrak atau perjanjian, atau disesuaikan dengan perubahan.

A.9 Physical And Environmental Security
A.9.1 Secure areas
Untuk mencegah akses fisik yang tidak sah, kerusakan dan interferensi ke tempat organisasi dan informasi, sebagai berikut  :
- Perimeter keamanan fisik
- Kontrol entri fisik
- Mengamankan kantor, ruangan dan fasilitas
- Melindungi terhadap eksternal dan ancaman lingkungan
- Bekerja di area aman
- Akses publik, pengiriman dan memuat area
A.9.2 Equipment Security
Untuk mencegah kehilangan, kerusakan, pencurian atau kompromi aset dan gangguan terhadap kegiatan organisasi :
- Peralatan tapak dan perlindungan
- Mendukung utilitas
- Keamanan kabel
- Pemeliharaan peralatan
- Keamanan peralatan di luar lokasi
- Pembuangan atau penggunaan kembali peralatan secara aman
- Penghapusan property

A.10 Communications And Operations Management
A.10.1 Operational procedures and responsibilities
Untuk memastikan operasi yang benar dan aman dari fasilitas pemrosesan informasi, sebagai berikut :
1. Didokumentasikan Operasi Prosedur
Prosedur operasi harus didokumentasikan, dipelihara, dan tersedia bagi semua pengguna yang membutuhkannya.
2. Manajemen Perubahan
Perubahan fasilitas dan sistem pemrosesan informasi harus dikontrol
3. Pemisahan Tugas
Tugas dan bidang tanggung jawab harus dipisahkan untuk mengurangi peluang untuk modifikasi yang tidak sah atau tidak disengaja atau penyalahgunaan aset organisasi.

4. Pemisahan Fasilitas Pengembangan, Pengujian Dan Operasional
Pengembangan, pengujian dan fasilitas operasional harus dipisahkan untuk mengurangi risiko akses yang tidak sah atau perubahan pada
sistem operasional.
A.10.2 Third Party Service Delivery Management
Layanan, laporan, dan catatan yang disediakan oleh pihak ketiga harus dipantau dan ditinjau secara berkala, dan audit harus dilakukan secara teratur. Perubahan pada penyediaan layanan, termasuk pemeliharaan dan meningkatkan kebijakan keamanan informasi yang ada, prosedur dan kontrol, harus dikelola, dengan mempertimbangkan kekritisan sistem dan proses bisnis yang terlibat dan penilaian ulang risiko.
A.10.3 System planning and acceptance
Kriteria penerimaan untuk sistem informasi baru, upgrade, dan versi baru harus ditetapkan dan tes yang sesuai dari sistem (s) dilakukan selama pengembangan dan sebelum penerimaan.
A.10.4 Protection against malicious and mobile code
Jika penggunaan kode seluler diotorisasi, konfigurasi harus memastikan bahwa kode seluler resmi beroperasi sesuai dengan kebijakan keamanan yang ditentukan dengan jelas, dan kode seluler yang tidak sah harus dicegah untuk dieksekusi.
A.10.5 Back-up
Back-up salinan informasi dan perangkat lunak harus diambil dan diuji secara teratur sesuai dengan kebijakan cadangan yang disepakati.
A.10.6 Network security management
Jaringan harus dikelola dan dikendalikan secara memadai, agar terlindungi dari ancaman, dan untuk menjaga keamanan bagi sistem dan aplikasi yang menggunakan jaringan, termasuk informasi dalam perjalanan. Fitur keamanan, tingkat layanan, dan persyaratan manajemen semua layanan jaringan harus diidentifikasi dan dimasukkan dalam perjanjian layanan jaringan apa pun, apakah layanan ini disediakan di rumah atau pun dialihdayakan.
A.10.7 Media handling
Media harus dibuang dengan aman, saat tidak lagi diperlukan, menggunakan prosedur formal. Prosedur untuk penanganan dan penyimpanan informasi didirikan untuk melindungi informasi ini dari pengungkapan yang tidak sah atau penyalahgunaan.
A.10.8 Exchange of information
Kebijakan, prosedur, dan kendali pertukaran formal harus ada untuk melindungi pertukaran informasi melalui penggunaan semua jenis fasilitas komunikasi. Perjanjian harus ditetapkan untuk pertukaran informasi dan perangkat lunak antara organisasi dan pihak eksternal.
A.10.9 Electronic commerce services
Informasi yang terlibat dalam perdagangan elektronik lewat jaringan publik harus dilindungi dari kegiatan penipuan, perselisihan kontrak, dan pengungkapan dan modifikasi yang tidak sah, serta Integritas informasi yang tersedia secara publik
sistem yang tersedia harus dilindungi untuk mencegah yang tidak sah di modifikasi.
A.10.10 Monitoring
Log audit yang merekam aktivitas pengguna, pengecualian, dan peristiwa keamanan informasi harus diproduksi dan disimpan untuk jangka waktu yang disepakati untuk membantu penyelidikan di masa mendatang dan pemantauan kontrol akses.
A.11 Access control
A.11.1 Persyaratan bisnis untuk kontrol akses
Kebijakan kontrol akses harus ditetapkan, didokumentasikan, dan ditinjau berdasarkan persyaratan bisnis dan keamanan untuk akses.
A.11.2 User access management
Akan ada pendaftaran pengguna formal dan registrasi prosedur di tempat untuk memberikan dan mencabut akses ke semua sistem dan layanan informasi. Alokasi dan penggunaan hak istimewa harus dibatasi dan terkontrol, serta alokasi kata sandi harus dikontrol melalui proses manajemen formal. Manajemen harus meninjau hak akses pengguna secara berkala menggunakan proses formal.
A.11.3 User responsibilities
Pengguna wajib mengikuti praktik keamanan yang baik di pemilihan dan penggunaan kata sandi. Pengguna harus memastikan bahwa peralatan yang tidak dijaga memiliki kesesuaian perlindungan.

A.12. Akuisisi,pengembangan, dan pemeliharaan sistem informasi
Untuk memastikan bahwa keamanan merupakan bagian integral dari sistem informasi.Yaitu sebagai berikut :
1. Security requirements of information systems
Pernyataan persyaratan bisnis untuk sistem informasi baru, atau penyempurnaan sistem informasi yang ada harus menetapkan persyaratan untuk kontrol keamanan.
2. Pemrosesan yang benar dalam aplikasi
Output data dari suatu aplikasi harus divalidasi untuk memastikan bahwa pemrosesan informasi yang disimpan benar dan sesuai dengan keadaan.

3. Kontrol kriptografi
Manajemen kunci harus ada untuk mendukung penggunaan teknik kriptografis oleh organisasi.
4. Keamanan file sistem
Akan ada prosedur untuk mengontrol pemasangan perangkat lunak pada sistem operasional. Data uji harus dipilih dengan hati-hati, dan dilindungi serta  dikendalikan.
5. Keamanan dalam proses pengembangan dan dukungan
Ketika sistem operasi berubah, aplikasi bisnis penting harus ditinjau dan diuji untuk memastikan tidak ada dampak negatif pada operasi atau keamanan organisasi Modifikasi paket perangkat lunak harus dihalangi, terbatas pada perubahan yang diperlukan, dan semua perubahan harus dikontrol secara ketat. Peluang untuk kebocoran informasi harus dicegah.
6. Pengelolaan Kerentanan Teknis
Informasi yang tepat waktu tentang kerentanan teknis dari sistem informasi yang digunakan harus diperoleh, paparan organisasi terhadap kerentanan tersebut dievaluasi, dan tindakan yang tepat diambil untuk mengatasi risiko yang terkait.

A.13 Manajemen insiden keamanan informasi
A.13.1 Melaporkan kejadian dan kelemahan keamanan informasi
Semua karyawan, kontraktor, dan pengguna informasi pihak ketiga sistem dan layanan harus diminta untuk dicatat dan dilaporkan mengamati atau menduga kelemahan keamanan dalam sistem atau layanan.
A.13.2 Management of information security incidents and improvements
Tanggung jawab manajemen dan prosedur harus ditetapkan untuk memastikan tanggapan yang cepat, efektif, dan teratur terhadap insiden keamanan informasi. Akan ada mekanisme untuk memungkinkan jenis, volume, dan biaya insiden keamanan informasi untuk diukur dan dimonitor.

A.14 Pengelolaan kontinuitas bisnis
A.14.1 Aspek keamanan informasi manajemen kontinuitas bisnis
- Proses yang dikelola harus dikembangkan dan dipelihara untuk kelangsungan bisnis di seluruh organisasi yang membahas persyaratan keamanan informasi yang diperlukan untuk kelangsungan bisnis organisasi
- Peristiwa yang dapat menyebabkan gangguan pada proses bisnis harus diidentifikasi, bersama dengan kemungkinan dan dampak dari gangguan tersebut dan konsekuensinya untuk keamanan informasi.
- Rencana harus dikembangkan dan diterapkan untuk mempertahankan atau memulihkan operasi dan memastikan ketersediaan informasi pada tingkat yang diperlukan dan dalam skala waktu yang diperlukan setelah gangguan terhadap, atau kegagalan, proses bisnis yang penting.
- Satu kerangka kerja rencana kesinambungan bisnis harus dipelihara untuk memastikan semua rencana konsisten, untuk secara konsisten menangani persyaratan keamanan informasi, dan untuk mengidentifikasi prioritas untuk pengujian dan pemeliharaan.
- Rencana kesinambungan bisnis harus diuji dan diperbarui secara berkala untuk memastikan bahwa mereka up to date dan efektif.

A.15 Kepatuhan
A.15.1 Kepatuhan dengan persyaratan hukum
- Semua persyaratan hukum, peraturan dan kontrak yang relevan dan pendekatan organisasi untuk memenuhi persyaratan ini harus secara eksplisit ditetapkan, didokumentasikan, dan diperbarui untuk setiap sistem informasi dan organisasi.
- Prosedur yang sesuai harus diterapkan untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan legislatif, peraturan, dan kontrak tentang penggunaan material yang terkait dengan mana mungkin ada hak kekayaan intelektual dan pada penggunaan produk perangkat lunak berpemilik.
- Catatan penting harus dilindungi dari kehilangan, perusakan dan pemalsuan, sesuai dengan persyaratan undang-undang, peraturan, kontrak, dan bisnis.
- Perlindungan dan privasi data harus dijamin sebagaimana disyaratkan dalam undang-undang, peraturan, dan, jika ada, klausul kontrak yang relevan.
- Pengguna dihalangi untuk menggunakan fasilitas pemrosesan informasi untuk tujuan yang tidak sah.
- Kontrol kriptografi harus digunakan sesuai dengan semua perjanjian, undang-undang, dan peraturan yang relevan.
A.15.2  Kepatuhan dengan kebijakan dan standar keamanan, dan kepatuhan teknis
- Manajer harus memastikan bahwa semua prosedur keamanan di dalam area tanggung jawab mereka dilakukan dengan benar untuk mencapai kepatuhan dengan kebijakan dan standar keamanan.
- Sistem informasi harus diperiksa secara teratur untuk kepatuhan dengan standar implementasi keamanan.
A.15.3 Pertimbangan audit sistem informasi
- Persyaratan dan aktivitas audit yang melibatkan pemeriksaan pada sistem operasional harus direncanakan dan disepakati dengan seksama untuk meminimalkan risiko gangguan terhadap proses bisnis.
- Akses ke alat audit sistem informasi harus dilindungi untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan atau kompromi.

Rabu, 02 Januari 2019

CONTOH VIRTUAL REALITY & AUGMENTED REALITY

CONTOH VIRTUAL REALITY & AUGMENTED REALITY

1. Pengertian dan contoh Virtual Reality

Virtual reality terdiri dari dua kata yaitu virtual dan reality yang berarti maya dan realitas. Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang.
Contoh teknologi virtual reality yang cukup sederhana adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini belum begitu mempunyai banyak fungsi, tetapi dengan menggunakan Google Cardboard kita akan merasakan pengalaman virtual reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki sensor gyroscope dengan Google Cardboard.
Teknologi virtual reality ini biasanya digunakan pada bidang medis, arsitektur, penerbangan, hiburan, dan lain-lain. Contoh virtual reality banyak sekali, salah satunya seperti game FPS (First Peson Shooter) yang akan membuat pengguna merasa berada di dalam game tersebut. Selain itu, virtual reality digunakan pada foto dan video 360 derajat yang membuat pengguna merasa berada di tempat tersebut.
Selain itu, beberapa perangkat virtual reality yang cukup populer lainnya adalah Oculus Rift yang dikembangkan oleh Facebook. Oculus Rift memberikan pengalaman berbeda untuk pengguna dalam  bermain sebuah game. Selain  Oculus Rift, perangkat virtual realitylainnya adalah Samsung Gear VR, PlayStaion VR, HTC Vive, dan Octagon VR yang dibuat oleh perusahaan di Bandung.

2. Pengertian dan Contoh Augmented Reality
Augmented reality adalah integrasi informasi digital dengan lingkungan pengguna secara real time. Berbeda dengan virtual reality yang menciptakan lingkungan 3D yang benar-benar buatan. Teknologi augmented reality menggunakan lingkungan yang ada di dunia nyata kemudian menambahkan informasi baru di atasnya.
Untuk perangkat augmented reality yang menyita perhatian adalah perangkat besutan Microsoft yang diberi nama Microsoft HoloLens. Perangkat ini berfokus pada penggabungan hologram tiga dimensi yang bersifat augmented reality dengan dunia nyata. Selain itu, Google Glass yang berbentuk kacamata yang dibuat oleh Google merupakan kacamata yang menggunakan teknologi augmented reality yang memiliki banyak fungsi.
Teknologi augmented reality ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering digunakan oleh pengguna adalah Google Translate. Dengan ini, memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan pengumuman atau rambu-rambu.

Pemanfaatan teknologi AR saat ini telah berkembang dari bidang pemasaran hingga hiburan. Di bidang kesehatan, teknologi AR sudah bisa diterpkan melalui CT Scan atau MRI yang menjelaskan anatomi internal pasien kepada ahli bedah. Manfaat AR juga sudah bisa dirasakan untuk keperluan militer. Dengan adanya teknologi augmented reality prajurit atau tentara mampu berlatih seperti dalam perang sesungguhnya yang ditampilkan dalam dunia nyata melalui informasi dunia maya berupa game.

Salah satu aplikasi augmented reality yang saat ini bisa diakses adalah Ingress. Aplikasi game augmented reality ini merupakan besutan Google, dimana untuk memainkannya  kita hanya membutuhkan smartphone. Berbeda dengan augmented reality, teknologi virtual reality merupakan teknologi yang menjadikan Kita mampu berinteraksi dengan simulasi lingkungan oleh komputer.
Dengan demikian, perbedaan virtual reality dan augmented reality adalah virtual reality menggantikan kenyataan dengan dunia semu secara keseluruhan, sedangkan augmented reality menambahkan atau melengkapi kenyataan dengan benda-benda semu.

Sumber: 
https://www.google.co.id/amp/s/teknojurnal.com/pengertian-virtual-reality-dan-perbedaanya-dengan-augmented-reality/amp/
http://beritastartup.com/berita/gadget/100/contoh-aplikasi-virtual-reality-dan-augmented-reality.html

Kasus yang Terkait dari Faktor Ekonomi, Biologis, Sikologis, dan Budaya

1. Faktor Psikologis Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubung...