Senin, 05 November 2018

Ilmu Sosial Dasar

Rahmah Yuliana
1B117174
5KA44


Setiap berbicara mengenai teh celup, mungkin yang muncul dalam benak kita adalah Sariwangi. Ya, brand teh ini telah menjadi top of mind terkait dengan produk teh. Sariwangi adalah perusahaan Teh Asli pilihan Indonesia dan merupakan  teh celup yang pertama hadir di Indonesia sejak 1973.. Lengkapnya adalah PT Sariwangi Agricultural Estate Agency. Diolah dari daun teh pilihan berkualitas, SariWangi Teh Asli memberikan rasa dan aroma teh lebih segar, menjadikan momen ngeteh keluarga lebih dekat dan istimewa. Setelah hampir 10 tahun, SariWangi sukses mengajak keluarga Indonesia untuk "Mari Bicara", kini SariWangi mengundang keluarga Indonesia untuk #BeraniBicara untuk membangun keluarga yang harmonis. Dapat dinikmati sebagai minuman panas atau dingin dan tambahkan gula sesuai selera. 
Pada masa jayanya, Sariwangi adalah perusahaan yang cukup kompetitif. Produk-produk yang dihasilkan juga inovatif. Bahkan, salah satu produk yang dihasilkan menjadi "pelopor revolusi" kebiasaan minum teh masyarakat Indonesia: teh celup Sariwangi. Mengutip sejumlah referensi, Sariwangi mulai memperkenalkan produk teh dalam kantong pada tahun 1970-an. Menggunakan nama perusahaan sendiri, saat diluncurkan, produk teh ini kemudian diberi merek Teh Celup Sariwangi. Teh Celup Sariwangi sukses di pasaran. Ketika merek-merek lain masih berkutat pada produk teh yang dikemas secara konvensional, Sariwangi sudah melangkah di depan. Kesuksesan inilah yang menggoda Unilever untuk mengakuisisi produk dan merek Teh Celup Sariwangi pada 1989. Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakuisisi, PT Sariwangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang trading, produksi, dan pengemasan teh. Sariwangi masih menjual produk teh dengan merek SariWangi Teh Asli, SariWangi Teh Wangi Melati, SariWangi Teh Hijau Asli, SariWangi Gold Selection, SariMurni Teh Kantong Bundar. Hingga beberapa tahun lalu, penjualan perusahaan ini pernah menyentuh 46.000 ton teh per tahun. Selain itu, perusahaan ini juga menjadi penyuplai teh dalam kantong dengan produksi mencapai 8 juta kantong per tahun.


Bagaimana Sariwangi bisa bangkrut ?

Sejak 2015, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency bersama perusahaan afiliasinya PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung didera kesulitan. Dua perusahaan ini terjerat utang hingga Rp 1,5 triliun kepada sejumlah kreditur. Salah satu penyebab dua perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan adalah gagalnya investasi untuk meningkatkan produksi perkebunan.
Perusahaan ini mengembangkan sistem drainase atau teknologi penyiraman air dan telah mengeluarkan uang secara besar-besaran. Namun, hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Pembayaran cicilan utang tersendat, dan membuat sejumlah kreditur mengajukan tagihan. Ada lima bank yang saat itu mengajukan tagihan, yakni PT HSBC Indonesia, PT Bank ICBC Indonesia, PT Bank Rabobank International Indonesia, PT Bank Panin Indonesia Tbk, dan PT Bank Commonwealth.
Pada tahun itu juga, Sariwangi dan Maskapai Perkebunan Indorub memohon perdamaian. Dua perusahaan itu mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kepada para kreditur. Namun, hingga 2018, Sariwangi dan Maskapai Perkebunan Indorub tetap tak bisa menjalankan janjinya. Pada Rabu (17/10/2018), Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pembatalan homologasi dari salah satu kreditur, yakni PT Bank ICBC Indonesia terhadap Sariwangi Agricultural Estate Agency dan Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung. Seiring dengan keputusan tersebut, dua perusahaan perkebunan teh ini resmi menyandang status pailit.

Sumber :         
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/18/060810426/sariwangi-si-pelopor-teh-celup-di-indonesia-yang-berakhir-tragis


Apa Hubungan Sariwangi dengan Unilever ?

PT Unilever Indonesia merupakan perusahaan pemegang merk dagang SariWangi. Jadi, PT Unilever Indonesia sama sekali tidak terkait soal putusan bangkrut perusahaan produsen pertama teh itu. Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency bangkrut usai tidak mampu melunasi utang sekitar Rp1,05 triliun. 
"PT Sariwangi Agricultural Estate Agency dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung, keduanya bukan merupakan bagian atau anak dari perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk," ujar Maria melalui keterangan tertulisnya. 
Namun, mereka tidak membantah kedua perusahaan itu pernah bermitra dengan PT Unilever Indonesia.  "Saat ini, kami sudah tidak lagi memiliki kerjasama apa pun dengan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency," kata dia lagi. 
Unilever memastikan teh celup SariWangi akan tetap bisa dinikmati oleh masyarakat Tanah Air.  "PT Unilever Indonesia tetap memproduksi teh SariWangi, sehingga teh ini akan terus bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia," ujar Kepala Komunikasi Korporasi, Maria Dewantini Dwianto melalui keterangan tertulisnya.
PT Unilever Indonesia memang sudah mengakuisisi brand teh SariWangi sejak medio 1989 lalu. Entitas merk dagang teh SariWangi dengan PT SariWangi sebagai perusahaan perkebunan teh sudah terpisah sama sekali. 



Bagaimana Peran Unilever terhadap Sariwangi ?

Melihat teh celup SariWangi punya masa depan bisnis yang baik, Unilever pun tertarik padanya. Pada 1989, seperti dicatat Swa, Unilever membeli merek SariWangi. Hingga kini merek tersebut diproduksi PT Unilever Indonesia.
Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakusisi, PT SariWangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang trading, produksi, dan pengemasan teh.
Lalu perihal kabar pailitnya SariWangi, PT Unilerver Indonesia sebagai pemilik resmi produk teh merek Sariwangi menjelaskan merek tersebut tidak mengalami pailit, seperti kabar yang beredar.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Unilever Indonesia, bahwa PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (MPISW) tak berhubungan dengan Unilever. SAEA dan MPISW tak bekerja sama dengan Unilever, tak pula anak perusahaan Unilever. Memang, dulu SAEA dan Unilever sempat bekerja sama sebagai rekanan usaha tetapi kini tak ada kaitan apa pun antara Unilever dan SAEA.



Bagaimana Kondisi Sariwangi terhadap Produknya ?

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memastikan produksi teh Sariwangi tetap berjalan, meski PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dinyatakan pailit. 
Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Maria Dewantini Dwianto mengatakan setelah brand Sariwangi dibeli Unilever, sebenarnya SAEA masih menjadi mitra sebagai penyuplai teh untuk Sariwangi. "Jadi, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency itu bukan anak usaha dari Unilever. Namun, pernah menjadi mitra sebagai pemasok tehnya. Hanya saja saat ini pun sudah tidak menjadi mitra," kata Maria kepada Liputan6.com, Kamis (18/10/2018).
Saat ini Unilever sudah memiliki mitra pengganti untuk memasok bahan baku teh Sariwangi. Pemutusan kerja sama sudah diproses sejak awal 2018. "Jadi, untuk produk teh Sariwangi tetap berproduksi, jangan khawatir," tegas dia.




Setiap berbicara mengenai teh celup, mungkin yang muncul dalam benak adalah Sariwangi. Ya, brand teh ini telah menjadi top of mind terkait dengan produk teh. Sariwangi merupakan perusahaan teh yang berdiri sejak 1962. Lengkapnya adalah PT Sariwangi Agricultural Estate Agency.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sariwangi, Si Pelopor Teh Celup di Indonesia yang Berakhir Tragis", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/18/060810426/sariwangi-si-pelopor-teh-celup-di-indonesia-yang-berakhir-tragis.

Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Setiap berbicara mengenai teh celup, mungkin yang muncul dalam benak adalah Sariwangi. Ya, brand teh ini telah menjadi top of mind terkait dengan produk teh. Sariwangi merupakan perusahaan teh yang berdiri sejak 1962. Lengkapnya adalah PT Sariwangi Agricultural Estate Agency.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sariwangi, Si Pelopor Teh Celup di Indonesia yang Berakhir Tragis", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/18/060810426/sariwangi-si-pelopor-teh-celup-di-indonesia-yang-berakhir-tragis.

Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kasus yang Terkait dari Faktor Ekonomi, Biologis, Sikologis, dan Budaya

1. Faktor Psikologis Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubung...