Sabtu, 03 November 2018

Metode Penelitian Eksperimen

Rahmah Yuliana / 1B117174
Zhykrah Latief / 1B117166
5KA44

METODE PENELITIAN
EKSPERIMEN


Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Pengertian Penelitian Eksperimen

Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan Sukardi (2011) menjelaskan bahwa penelitian ekperimen merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). Menurut pendapat Kuncoro (2009) studi eksperimen adalah sebuah penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali, di mana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk melakukan uji hipotesis.


Karakteristik Penelitian Eksperimen

Menurut Ary (2010) penelitian eksperimen pada umumnya mempunyai tiga karakteristik penting, yaitu:
1.      Variabel bebas yang dimanipulasi
Tindakan manipulasi variabel dilakukan secara terencana oleh peneliti. Manipulasi variabel ini tidak mempunyai arti negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Tindakan manipulasi yang dimaksud adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2.      Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2012: 181), yang dimaksud dengan kontrol Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberi treatment seperti keadaan biasanya.
3.      Tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok. Tindakan observasi dilakukan oleh peneliti pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel.

Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan dari penelitian ekperimen adalah memungkinkan peneliti untuk mengendalikan situasi penelitian sehingga hubungan kausal antarvariabel dapat dievaluasi (Kuncoro: 2012). Sedangakn Puspowarsito (2008) menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menerapkan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dengan suatu kondisi/perlakuan tertentu dengan membandingkannya dengan kelompok eksperimen yang tidak dikenai kondisi/perlakuan.

Veriabel Penelitian Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen, dikenal dua macam variabel (Sukardi :2012), yaitu:
1.      Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis. Di dalam bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai variabel bebas diantaranya termasuk metode mengajar, macam-macam penguatan (reinforcement), frekuensi penguatan, sarana dan prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar, dan sebagainya.
2.                  Variabel Terikat (dependent variabel)
Variabel terikat atau yang disebut juga dengan dependent variable karena memang fungsi variabel ini tergantung dari variabel bebas. Contoh yang sering dikelompokkan sebagai variabel terikat di bidang pendidikan diantaranya hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya
Dalam melakukan Penelitian eksperimen melibatkan dua kelompok, antara lain:
a.       Kelompok Eksperimen
Kelompok eksperimen biasanya mendapatkan perlakuan baru yang sedang diteliti.
b.      Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok yang diperlakukan sebagaimana biasanya.
Kedua kelompok yang mendapat perlakuan yang berbeda dibandingkan pada semua variabel lain yang mungkin berhubungan dengan kinerja variabel dependen. Setelah kelompok diberi perlakuan pada periode waktu tertentu, peneliti menguji variabel dependen dan kemudian menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
Dalam rangka menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel terikat, diperlukan manipulasi tertentu.

Penggolongan Penelitian Eksperimen

Pada bidang pendidikan, penelitian eksperimen dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1.      Penelitian Eksperimen Lab (Lab Experiments)
Penelitian di laboratorium dilaksanakan peneliti di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti. Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium, perlu dilakukan manipulasi dan kontrol yang ketat terhadap variabel yang mungkin saja dapat mencemari atau mengacaukan hubungan antarvariabel. Penelitian eksperimen ini memiliki keunggulan yaitu bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan.
2.      Penelitian Eksperimen Lapangan (Field Experiments)
Penelitian eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan sehari-hari, namun pada satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan tertentu (Sekaran: 2009). Eksperimen lapangan pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktik di bengkel, atau pertemuan sekolah lainnya yang diambil secara alami di lapangan. Penelitian lapangan merupakan bentuk penelitian yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1.      Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di laboratorium.
2.      Lebih mudah dalam memberikan perlakuan
3.      Dapat dilakukan proses eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.      Hasil eksperimen lebih aktual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik. (Sukardi, 2012)

Bentuk Penelitian Eksperimen

Menurut Sugiyono (2010) desain penelitian ekperimen dibagi kedalam 3 bentuk, yaitu:
Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
1.      One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
2.      One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
3.      Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).

True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :
1.      Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
2. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.

Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental designQuasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
1.        Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
2.        Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
3.        Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4.        Desain Faktorial, merupakan bentuk desain yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Eksperimen

Berdasarkan pendapat Sukardi (2012) untuk melakukan penelitian eksperimen, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1.     Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2.     Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4.     Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
1.   Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
2.   Menentukan cara mengontrol.
3.   Memilih rancangan penelitian yang tepat.
4. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
5.   Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
6. Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
7.   Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
8.   Melaksanakan eksperimen.
9.   Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
10.Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
11.Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
12.Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

Contoh Eksperimen yang Kami Ambil :
Eksperimen pembuatan roket dari bahan yang aman, gampang dicari, dan mudah dibuatnya.
Bahan – bahan yang digunakan :
1.                  Botol Aqua 600 ml yang sudah kosong
2.                  Gunting
3.                  Tissue
4.                  Double tip / selotip
5.                  4 buah kayu yang sama panjang
6.                  Sendok
7.                  Baking soda / soda kue
8.                  Cuka

Cara Membuat Penelitian Eksperimen ini :
1.                  Ambil botol, 4 buah kayu, selotip
2.                  Pasang 4 buah kayu tersebut di 4 sisi botol, sebagai penyangga botol tersebut
menggunakan selotip
3.                  Masukkan cuka dengan ukuran kira – kira setengah dari botol
4.                  Ambil tissue dan ambil 1 lapis saja
5.                  Lalu ambil baking soda 1 – 2 sendok makan dan masukkan ke dalam tissue
6.                  Kemudian bungkus rapat
7.                  Cari tempat yang sekiranya luas, seperti lapangan
8.                  Masukkan bungkusan baking soda tersebut ke dalam botol dan tutup dengan
tutup botol aslinya. (jangan terlalu kencang menutupnya)
9.                  Kocok 2 – 3 kali
10.              Taruh di lantai
11.              Dan roket akan segera terbang

Dalam eksperimen ini kita menggabungkan dua konsep sains sekaligus, yaitu asam – basa (konsep kimia) dan hukum “kekekalan” atau konservasi momentum (konsep fisika).

Cuka yang bersifat asam akan bereaksi dengan soda kue akan menghasilkan gas karbondioksida.

Gas ini terakumulasi didalam botol. Semakin lama gas yang terakumulasi, maka akan semakin besar. Sehingga tekanan gas didalam botol akan semakin besar. Ketika tutup botol tidak mampu menahan tekanan gas, maka gas akan menyembur keluar, yaitu ke bawah. Akibatnya botol akan terdorong ke atas sesuai dengan hukum konservasi momentum.

Ciri – ciri reaksi kimia yang timbul dalam percobaan ini adalah :
  • -          Terjadi perubahan suhu
  • -          Timbul gelembung gas


https://dhanymatika.wordpress.com/2016/02/05/penelitian-eksperimen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kasus yang Terkait dari Faktor Ekonomi, Biologis, Sikologis, dan Budaya

1. Faktor Psikologis Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubung...