Rahmah Yuliana / 1B117174
Zhykrah
Latief / 1B117166
5KA44
METODE
PENELITIAN
EKSPERIMEN
Metode
eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas
tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian
dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat
dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang
merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental
dari penelitian-penelitian lain.
Wiersma (1991)
dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian
yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto (2006)
mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
Pengertian Penelitian
Eksperimen
Menurut
Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Sedangkan Sukardi (2011) menjelaskan bahwa penelitian ekperimen
merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat (causal-effect relationship). Menurut pendapat Kuncoro (2009)
studi eksperimen adalah sebuah penelitian investigasi dengan kondisi yang
terkendali, di mana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk melakukan
uji hipotesis.
Karakteristik
Penelitian Eksperimen
Menurut Ary (2010)
penelitian eksperimen pada umumnya mempunyai tiga karakteristik penting, yaitu:
1.
Variabel bebas yang
dimanipulasi
Tindakan manipulasi variabel dilakukan secara
terencana oleh peneliti. Manipulasi variabel ini tidak mempunyai arti negatif
seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Tindakan manipulasi yang
dimaksud adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna
memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
2.
Variabel lain yang
mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2012: 181), yang dimaksud
dengan kontrol Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh
variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan
variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam
penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kontrol
secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi
dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Dalam pelaksanaan penelitian
eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara
intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekati
sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen
diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup
kontrol diberi treatment seperti keadaan biasanya.
3.
Tindakan observasi
yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti
melakukan peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan
melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul
yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok. Tindakan
observasi dilakukan oleh peneliti pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat
mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai
akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel.
Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan dari penelitian
ekperimen adalah memungkinkan peneliti untuk mengendalikan situasi penelitian
sehingga hubungan kausal antarvariabel dapat dievaluasi (Kuncoro: 2012).
Sedangakn Puspowarsito (2008) menjelaskan bahwa tujuan penelitian eksperimen
adalah untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menerapkan kepada
satu atau lebih kelompok eksperimen dengan suatu kondisi/perlakuan tertentu
dengan membandingkannya dengan kelompok eksperimen yang tidak dikenai
kondisi/perlakuan.
Veriabel Penelitian
Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, dikenal dua macam
variabel (Sukardi :2012), yaitu:
1.
Variabel bebas (independent
variable)
Variabel bebas biasanya merupakan
variabel yang dimanipulasi secara sistematis. Di dalam bidang pendidikan, yang
diidentifikasi sebagai variabel bebas diantaranya termasuk metode mengajar,
macam-macam penguatan (reinforcement), frekuensi penguatan, sarana dan
prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar,
dan sebagainya.
2.
Variabel Terikat (dependent
variabel)
Variabel terikat atau yang disebut
juga dengan dependent variable karena memang fungsi variabel
ini tergantung dari variabel bebas. Contoh yang sering dikelompokkan sebagai
variabel terikat di bidang pendidikan diantaranya hasil belajar siswa, kesiapan
belajar siswa, kemandirian siswa, dan sebagainya
Dalam melakukan
Penelitian eksperimen melibatkan dua kelompok, antara lain:
a.
Kelompok Eksperimen
Kelompok eksperimen biasanya mendapatkan perlakuan baru
yang sedang diteliti.
b.
Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol adalah kelompok yang diperlakukan
sebagaimana biasanya.
Kedua kelompok yang mendapat perlakuan yang berbeda
dibandingkan pada semua variabel lain yang mungkin berhubungan dengan kinerja
variabel dependen. Setelah kelompok diberi perlakuan pada periode waktu
tertentu, peneliti menguji variabel dependen dan kemudian menentukan apakah ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
Dalam rangka menguji pengaruh kausal dari variabel
bebas terhadap variabel terikat, diperlukan manipulasi tertentu.
Penggolongan
Penelitian Eksperimen
Pada bidang pendidikan, penelitian eksperimen
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1.
Penelitian Eksperimen
Lab (Lab Experiments)
Penelitian di laboratorium dilaksanakan peneliti di
dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan
intensitas yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti. Dalam penelitian
eksperimen yang dilakukan di laboratorium, perlu dilakukan manipulasi dan
kontrol yang ketat terhadap variabel yang mungkin saja dapat mencemari atau
mengacaukan hubungan antarvariabel. Penelitian eksperimen ini memiliki
keunggulan yaitu bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk
problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu
pendidikan.
2.
Penelitian Eksperimen
Lapangan (Field Experiments)
Penelitian eksperimen lapangan adalah eksperimen
yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan sehari-hari,
namun pada satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan tertentu (Sekaran:
2009). Eksperimen lapangan pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah,
kegiatan praktik di bengkel, atau pertemuan sekolah lainnya yang diambil secara
alami di lapangan. Penelitian lapangan merupakan bentuk penelitian yang paling
banyak dilakukan, karena mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1.
Variabel eksperimen
dapat lebih kuat di lapangan dibandingkan penelitian di laboratorium.
2.
Lebih mudah dalam
memberikan perlakuan
3.
Dapat dilakukan proses
eksperimen dengan setting yang mendekati keadaan sebenarnya.
4.
Hasil eksperimen lebih
aktual dengan permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik. (Sukardi, 2012)
Bentuk Penelitian
Eksperimen
Menurut Sugiyono (2010) desain penelitian ekperimen
dibagi kedalam 3 bentuk, yaitu:
Pre-experimental
design
Desain ini dikatakan
sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk
mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.
Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
1.
One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu
kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya
(treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel
dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.
2.
One – Group
Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok
Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada
desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
3.
Intact-Group
Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang
digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang
tidak diberi perlakuan).
True Experimental
Design
Dikatakan true
experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)
dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok
kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi
atas :
1.
Posstest-Only Control
Design
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok
pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok kontrol.
2. Pretest-Posttest
Control Group Design.
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. The Solomon
Four-Group Design.
Dalam desain ini,
dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat
kelompok ini diberi posttest.
Quasi Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik
dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan
karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian.
Dalam
suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak.
Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu,
untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian,
maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen
model ini diantarnya sebagai berikut:
1.
Time Series Design
Dalam desain ini
kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
2.
Nonequivalent Control
Group Design
Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain
ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan
postes.
3.
Conterbalanced Design
Desain ini semua
kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4.
Desain Faktorial,
merupakan bentuk desain yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas
(sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).
Desain faktorial
secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan
membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk
menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan
lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel
eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu
juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh
desain eksperimental variabel tunggal.
Langkah-langkah
Melakukan Penelitian Eksperimen
Berdasarkan pendapat
Sukardi (2012) untuk melakukan penelitian eksperimen, langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kajian
secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan
mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi
literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
4. Membuat rencana
penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
1. Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen.
2. Menentukan cara
mengontrol.
3. Memilih rancangan
penelitian yang tepat.
4. Menentukan populasi,
memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
5. Membagi subjek dalam
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
6. Membuat instrumen, memvalidasi
instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang
memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
7. Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
8. Melaksanakan
eksperimen.
9. Mengumpulkan data kasar
dan proses eksperimen.
10.Mengorganisasikan dan
mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
11.Menganalisis data dan
melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
12.Menginterpretasikan
basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
Contoh
Eksperimen yang Kami Ambil :
Eksperimen pembuatan roket dari
bahan yang aman, gampang dicari, dan mudah dibuatnya.
Bahan – bahan yang digunakan :
1.
Botol
Aqua 600 ml yang sudah kosong
2.
Gunting
3.
Tissue
4.
Double
tip / selotip
5.
4
buah kayu yang sama panjang
6.
Sendok
7.
Baking
soda / soda kue
8.
Cuka
Cara
Membuat Penelitian Eksperimen ini :
1.
Ambil
botol, 4 buah kayu, selotip
2.
Pasang
4 buah kayu tersebut di 4 sisi botol, sebagai penyangga botol tersebut
menggunakan selotip
3.
Masukkan
cuka dengan ukuran kira – kira setengah dari botol
4.
Ambil
tissue dan ambil 1 lapis saja
5.
Lalu
ambil baking soda 1 – 2 sendok makan dan masukkan ke dalam tissue
6.
Kemudian
bungkus rapat
7.
Cari
tempat yang sekiranya luas, seperti lapangan
8.
Masukkan
bungkusan baking soda tersebut ke dalam botol dan tutup dengan
tutup botol aslinya. (jangan terlalu kencang menutupnya)
9.
Kocok
2 – 3 kali
10.
Taruh
di lantai
11.
Dan
roket akan segera terbang
Dalam eksperimen ini kita
menggabungkan dua konsep sains sekaligus, yaitu asam – basa (konsep kimia) dan
hukum “kekekalan” atau konservasi momentum (konsep fisika).
Cuka yang bersifat asam akan
bereaksi dengan soda kue akan menghasilkan gas karbondioksida.
Gas ini terakumulasi didalam botol.
Semakin lama gas yang terakumulasi, maka akan semakin besar. Sehingga tekanan
gas didalam botol akan semakin besar. Ketika tutup botol tidak mampu menahan
tekanan gas, maka gas akan menyembur keluar, yaitu ke bawah. Akibatnya botol
akan terdorong ke atas sesuai dengan hukum konservasi momentum.
Ciri – ciri reaksi kimia yang timbul
dalam percobaan ini adalah :
- - Terjadi perubahan suhu
- - Timbul gelembung gas
https://dhanymatika.wordpress.com/2016/02/05/penelitian-eksperimen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar